Tragedi Gunung Tambora
Kebanyakan dari kita lebih mengenal Gunung Krakatau dengan
sejarah letusan kolosalnya, padahal jika dibandingkan dengan sejarah
Gunung Tambora (2.850 m dpl), energi letusan yang dikeluarkan sebanyak 4
kali lebih besar dari Gunung Krakatau. Kehebatan dampak letusannya
kepada Manusia dan lingkungan letusan gunung tambora dianggap sebagai
letusan terdasyat dalam sejarah peradaban manusia di era modern
Gunung Tambora yang saat itu berbentuk stratovulcano, gunung yang
berbentuk runcing pada ujungnya sebagaimana penggambaran awam kita
tentang sebuah gunung. Meletus pada tahun 1815 dengan kekuatan peringkat
ke tujuh menurut Volcanic Explosivity Index, dan termasuk sebagai
ukuran letusan gunung berapi terbesar sepanjang sejarah. Penggambaran
kehebatan letusan Tambora 1815 bahwa suara ledakannya terdengar hingga
di Pulau Sumatera (lebih dari 2.000 km jauhnya). Abu Vulkanik yang
keluar dari gunung diamati juga jatuh di Kalimantan, Jawa, Maluku dan
Sulawesi. Korban yang tewas setidaknya terhitung sekitar 92.000 jiwa
(mungkin catatan yang paling mematikan dalam sejarah letusan), yang
langsung tewas karena letusan terhitung berkisar 11.000 – 12.000 jiwa,
dan selebihnya tewas karena dampak lanjutan dari letusan gunung mulai
dari wabah penyakit, kelaparan karena kegagalan panen dan dampak
perubahan iklim global yang disebabkan oleh letusan gunung Tambora.
Sebelum mengalami letusan puncak gunung Tambora mencapai 4.300 m dpl, ketinggian ini berarti gunung tersebut menempati daftar gunung tertinggi di Indonesia pada masanya. Beberapa abad sebelum letusan, gunung Tambora mengalami masa dormansi atau disebut sebagai masa istirahat. Penggambaran dormansi sesungguhnya adalah seperti biji tanaman sebelum muncul tunas, sebelum mencapai waktu dan tempat yang optimal situasi biji tanaman tersebut melakukan istirahat sementara, tentu saja tidak bisa dikatakan sebagai biji yang mati, meskipun cukup lama tidak bertunas.
Memulai tingkat aktifitasnya dari tahun 1812, kaldera mulai bergemuruh dan menyebabkan awan hitam. Pada 5 April 1815, sebuah letusan ukuran sedang mulai terjadi, dan diikuti oleh gemuruh suara ledakan sehingga terdengar sampai di Makasar, Sulawesi (jarak 380 kilometer), Jakarta dan beberapa bagian di Jawa lainnya, dan pada paginya tanggal 6 April abu vulkanik yang dikeluarkan mulai jatuh di Jawa Timur, suara ledakan beruntun terjadi hingga 10 April (11 April) semakin keras sehingga terdengar sampai di Sumatera dan Kalimantan.
Sebelum mengalami letusan puncak gunung Tambora mencapai 4.300 m dpl, ketinggian ini berarti gunung tersebut menempati daftar gunung tertinggi di Indonesia pada masanya. Beberapa abad sebelum letusan, gunung Tambora mengalami masa dormansi atau disebut sebagai masa istirahat. Penggambaran dormansi sesungguhnya adalah seperti biji tanaman sebelum muncul tunas, sebelum mencapai waktu dan tempat yang optimal situasi biji tanaman tersebut melakukan istirahat sementara, tentu saja tidak bisa dikatakan sebagai biji yang mati, meskipun cukup lama tidak bertunas.
Memulai tingkat aktifitasnya dari tahun 1812, kaldera mulai bergemuruh dan menyebabkan awan hitam. Pada 5 April 1815, sebuah letusan ukuran sedang mulai terjadi, dan diikuti oleh gemuruh suara ledakan sehingga terdengar sampai di Makasar, Sulawesi (jarak 380 kilometer), Jakarta dan beberapa bagian di Jawa lainnya, dan pada paginya tanggal 6 April abu vulkanik yang dikeluarkan mulai jatuh di Jawa Timur, suara ledakan beruntun terjadi hingga 10 April (11 April) semakin keras sehingga terdengar sampai di Sumatera dan Kalimantan.
Dari serangkaian letusan yang terjadi dalam waktu beberapa hari,
meledakkan dan memotong gunung dengan lebar hampir satu mil. Kolom
vulkanik yang keluar dari perut bumi terbang ke angkasa sejauh 40 km dan
kembali ke tanah membuat aliran abu besar piroklastik, batu apung dan
puing-puing. Aliran piroklastik sudah berdampak menewaskan orang-orang
di jalan-jalan, dan melakukan perjalanan sejauh 1.300 km. Ketika aliran
ini mencapai laut, menciptakan sebuah perpindahan yang sangat besar
sehingga menyebabkan tsunami setinggi 5 meter yang memancar keluar dari
pulau. Dan Tsunami ini juga menyebabkan dampak banjir, kehancuran dan
kematian pada pulau-pulau lainnya di Tahun 1816 mengalami sebuah kondisi cuaca sangat ekstrim dan terjadi
perubahan iklim global anomali, sehingga mendapat julukan sebagai Tahun
tanpa musim panas. Pada musim semi dan musim panas yang terjadi di tahun
yang sama, kabut kering terlihat di timur laut Amerika Selatan sehingga
membuat redup matahari, sebagai gambaran saat itu mata telanjang pun
sanggup menatap langsung ke arah matahari pada siang hari. Rata-rata
suhu global turun beberapa derajat dari yang semestinya. Perubahan iklim
global pada 1816 tercatat juga sebagai dekade terdingin kedua di
belahan bumi utara sejak 1400 Masehi.
Pola iklim anomali ini juga dituding sebagai penyebab epidemi tifus
di bagian tenggara eropa, banyak ternak mati di New England selama musim
dingin 1816-1817. Suhu terlalu dingin juga menyebabkan kegagalan panen
sehingga menyebabkan menipisnya bahan makanan. Kelaparan terjadi merata
di bagian barat daya dan utara Irlandia dikarenakan kegagalan panen
gandum, dan kentang. Krisis ini juga terjadi sangat parah di Jerman,
harga bahan pokok pangan melambung sangat tingg, karena banyak yang
tidak paham dengan masalah terjadi demo dimana-mana diikuti dengan
kerusuhan dan penjarahan di pasar dan toko-toko. Ini adalah gambaran
kelaparan terburuk yang terjadi pada kurun abad ke 19 di belahan bumi.

Tahun 1816 juga dikenal sebagai tahun Kemiskinan, karena terjadi
perubahan suhu bumi khususnya di belahan utara bumi. Cuaca terganggu di
segala penjuru, terlihat di belahan Eropa Barat, Amerika Serikat dan
Asia. Epidemi Kolera dan Tipus juga terjadi mewabah menjangkiti
masyarakat. Di tempat-tempat seperti New England dan Kanada, embun beku
tercatat pada setiap bulan di tahun yang sama serta salju turun pada
bulan Juni. Fenomena ini juga di kenal sebagai Pendinginan Global.
Mengapa ini bisa terjadi?, 200 ton juta Sulfur dioksida ditembakkan oleh Gunung Tambora keStratosfer. dan cukup berdampak langsung untuk mencegah sinar matahari mencapai permukaan bumi, sehingga menghasilkan penurunan suhu secara keseluruhan. Proses ini secara langsung atau tidak langsung akan mematikan tanaman serta makhluk lain sebagai ujung akhirnya. Lanjutannya adalah kegagalan panen sehingga menyebabkan kelaparan massal serta terjadi peningkatan angka kematian yang cukup tinggi.
Hujan abu selama dua hari tiga malam disusul bunyi meriam yang rupanya menandai keruntuhan kawah, disusul lagi hujan pasir dan emboh laut (gelombang pasang,pen). Sebabnya disangka akibat tindakan jahat Sultan Tambora Abdul Gafur. Kerajaan Pekat dan Tambora binasa. Malapetaka itu berakhir berkat orang bersembahyang, tetapi kemelaratan, kelaparan, dan penyakit tidak tertolong. Banyak orang mati karena makan daun ubi beracun. Orang mati bergelatakan di jalan, tidak dikubur, tidak disembahyangkan, mayatnya menjadi mangsa burung, babi, dan anjing. Andai tidak datang pedagang dari luar, penduduk habis mati kelaparan: pedagang itu datang dari pulau – pulau sekitar dan dari Maluku, bahkan orang Arab, Cina, dan Belanda. Mereka membawa beras, gula, susu, jagung, dan kacang kedelai yang ditukarnya dengan piring mangkok, kain tenunan, senjata, barang mas dan perak, sereh, gambir, dan budak.
Mengapa ini bisa terjadi?, 200 ton juta Sulfur dioksida ditembakkan oleh Gunung Tambora keStratosfer. dan cukup berdampak langsung untuk mencegah sinar matahari mencapai permukaan bumi, sehingga menghasilkan penurunan suhu secara keseluruhan. Proses ini secara langsung atau tidak langsung akan mematikan tanaman serta makhluk lain sebagai ujung akhirnya. Lanjutannya adalah kegagalan panen sehingga menyebabkan kelaparan massal serta terjadi peningkatan angka kematian yang cukup tinggi.
Hujan abu selama dua hari tiga malam disusul bunyi meriam yang rupanya menandai keruntuhan kawah, disusul lagi hujan pasir dan emboh laut (gelombang pasang,pen). Sebabnya disangka akibat tindakan jahat Sultan Tambora Abdul Gafur. Kerajaan Pekat dan Tambora binasa. Malapetaka itu berakhir berkat orang bersembahyang, tetapi kemelaratan, kelaparan, dan penyakit tidak tertolong. Banyak orang mati karena makan daun ubi beracun. Orang mati bergelatakan di jalan, tidak dikubur, tidak disembahyangkan, mayatnya menjadi mangsa burung, babi, dan anjing. Andai tidak datang pedagang dari luar, penduduk habis mati kelaparan: pedagang itu datang dari pulau – pulau sekitar dan dari Maluku, bahkan orang Arab, Cina, dan Belanda. Mereka membawa beras, gula, susu, jagung, dan kacang kedelai yang ditukarnya dengan piring mangkok, kain tenunan, senjata, barang mas dan perak, sereh, gambir, dan budak.
Begitulah keadaannya ketika Gunung Tambora meletus tahun 1815 dalam
naskah Bo’Sangaji Kai, yang disunting oleh Chambert-Loir, dalam buku
Kerajaan Bima dalam Sastra dan Sejarah.
Letusan Gunung Eyjafjallajokull di Islandia menyemburkan abu vulkanik yang memusingkan, karena mengacaukan lalu lintas udara Eropa.
Ribuan penumpang tertahan di bandara, perekonomian terganggu, barang-barang komoditas pertanian membusuk karena tak bisa dikirim.
Namun, menurut laman Wall Street Journal, Sabtu (24/4) dampak letusan Gunung Eyjafjallajökull tak sebanding dengan letusan Gunung Tambora di Sumbawa Indonesia.
Pada 5 April 1815 sore, gunung berapi Tambora mulai bergemuruh dan ‘batuk -batuk’. Kondisi ini terjadi dalam beberapa hari.
Beberapa hari kemudian, pada 11 dan 12 April letusan Gunung Tambora mencapai klimaksnya. Gunung besar itu meletus, getarannya mengguncangkan bumi hingga jarak ratusan mil.
Selama lebih dari 10 hari kemudian, Tambora mengeluarkan 24 kubik mil (1 mil = 1,6 kilometer) lava dan bebatuan gunung. Saking dahsyatnya, di puncak Tambora tercipta kawah selebar tiga mil dan dalamnya hampir 1 mil.
Letusan Gunung Eyjafjallajokull di Islandia menyemburkan abu vulkanik yang memusingkan, karena mengacaukan lalu lintas udara Eropa.
Ribuan penumpang tertahan di bandara, perekonomian terganggu, barang-barang komoditas pertanian membusuk karena tak bisa dikirim.
Namun, menurut laman Wall Street Journal, Sabtu (24/4) dampak letusan Gunung Eyjafjallajökull tak sebanding dengan letusan Gunung Tambora di Sumbawa Indonesia.
Pada 5 April 1815 sore, gunung berapi Tambora mulai bergemuruh dan ‘batuk -batuk’. Kondisi ini terjadi dalam beberapa hari.
Beberapa hari kemudian, pada 11 dan 12 April letusan Gunung Tambora mencapai klimaksnya. Gunung besar itu meletus, getarannya mengguncangkan bumi hingga jarak ratusan mil.
Selama lebih dari 10 hari kemudian, Tambora mengeluarkan 24 kubik mil (1 mil = 1,6 kilometer) lava dan bebatuan gunung. Saking dahsyatnya, di puncak Tambora tercipta kawah selebar tiga mil dan dalamnya hampir 1 mil.
Lelehan lava panas, batu yang berterbangan, dan gas mematikan yang
keluar dari perut Tambora saat itu menewaskan puluhan ribuan orang.
Jutaan ton abu dan debu memenuhi udara, mengubah siang hari menjadi gelap gulita. Debu tebal menyelimuti wilayah kaki gunung dan bahkan Bali.
Jutaan ton abu dan debu memenuhi udara, mengubah siang hari menjadi gelap gulita. Debu tebal menyelimuti wilayah kaki gunung dan bahkan Bali.
Debu menutup semua vegetasi di Pulau Bali dan menyelimuti lautan.
Sekitar 117.000 orang di wilayah yang dulu dikenal sebagai Hindia
Belanda tewas. Banyak dari mereka terkena imbas letusan, jadi korban
kelaparan dan penyakit.
Letusan gunung di Islandia sama sekali bukan bandingan untuk Tambora.
Badan Geologi Amerika Serikat atau US Geological Survey bahkan
menobatkan letusan Tambora sebagai “yang terkuat sepanjang sejarah”.
Letusan Tambora bahkan lebih dahsyat dari Krakatau. Menurut data Volcanic Explosivity Index (VEI), indeks letusan gunung yang mirip skala Richter untuk mengukur kekuatan gempa.
Perhitungan VEI ada pada skala 1 hingga 8, setiap satu angka adalah 10 lebih besar dari sebelumnya. Tambora ada di level tujuh, Krakatau enam. Ini berarti Tambora lebih kuat 10 kali lebih besar dari letusan Krakatau.
Bagaimana letusan gunung Islandia? Leel VEI-nya hanya dua atau tiga. Ataiu 10.000 kali lebih lemah dari Tambora.
Letusan Tambora bahkan lebih dahsyat dari Krakatau. Menurut data Volcanic Explosivity Index (VEI), indeks letusan gunung yang mirip skala Richter untuk mengukur kekuatan gempa.
Perhitungan VEI ada pada skala 1 hingga 8, setiap satu angka adalah 10 lebih besar dari sebelumnya. Tambora ada di level tujuh, Krakatau enam. Ini berarti Tambora lebih kuat 10 kali lebih besar dari letusan Krakatau.
Bagaimana letusan gunung Islandia? Leel VEI-nya hanya dua atau tiga. Ataiu 10.000 kali lebih lemah dari Tambora.
Letusan Eyjafjallajökull ‘saja’ bisa mempengaruhi atmoser dan membuat dunia penerbangan kalang kabut.
Tak terbayang jika Tambora meletus di era ini. Seperti meriam raksasa, tambora menyemburkan abu, debu, dan setidaknya 400 juta ton gas sulfur ke udara, hingga 27 mil tegak lurus ke strastofer, jauh di atas awan cuaca.
Ini mengakibatkan ledakan di lapisan troposfer — lapisan terdekat dari permukaan Bumi, di mana awan, angin, dan hujan, serta 75 persen dari berat atmosfer berada.
Semburan Tambora juga menyobek lapisan tipis ozon yang melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari.
Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi.
Letusan Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti dselama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
Kegelapan menyelimuti Bumi, menginspirasi novel-novel misteri legendaris misalnya, ‘Darkness’ atau ‘Kegelapan’ karya Lord Byron, ‘The Vampir’ atau ‘Vampir’ karya Dr John Palidori dan novel ‘Frankenstein’ karya Mary Shelley.
Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
Tak terbayang jika Tambora meletus di era ini. Seperti meriam raksasa, tambora menyemburkan abu, debu, dan setidaknya 400 juta ton gas sulfur ke udara, hingga 27 mil tegak lurus ke strastofer, jauh di atas awan cuaca.
Ini mengakibatkan ledakan di lapisan troposfer — lapisan terdekat dari permukaan Bumi, di mana awan, angin, dan hujan, serta 75 persen dari berat atmosfer berada.
Semburan Tambora juga menyobek lapisan tipis ozon yang melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari.
Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi.
Letusan Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti dselama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
Kegelapan menyelimuti Bumi, menginspirasi novel-novel misteri legendaris misalnya, ‘Darkness’ atau ‘Kegelapan’ karya Lord Byron, ‘The Vampir’ atau ‘Vampir’ karya Dr John Palidori dan novel ‘Frankenstein’ karya Mary Shelley.
Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
Letusan gunung di Islandia sama sekali bukan bandingan untuk Tambora.
Badan Geologi Amerika Serikat atau US Geological Survey bahkan
menobatkan letusan Tambora sebagai “yang terkuat sepanjang sejarah”.
Letusan Tambora bahkan lebih dahsyat dari Krakatau. Menurut data Volcanic Explosivity Index (VEI), indeks letusan gunung yang mirip skala Richter untuk mengukur kekuatan gempa.
Perhitungan VEI ada pada skala 1 hingga 8, setiap satu angka adalah 10 lebih besar dari sebelumnya. Tambora ada di level tujuh, Krakatau enam. Ini berarti Tambora lebih kuat 10 kali lebih besar dari letusan Krakatau.
Bagaimana letusan gunung Islandia? Leel VEI-nya hanya dua atau tiga. Ataiu 10.000 kali lebih lemah dari Tambora.
Letusan Eyjafjallajökull ‘saja’ bisa mempengaruhi atmoser dan membuat dunia penerbangan kalang kabut.
Tak terbayang jika Tambora meletus di era ini. Seperti meriam raksasa, tambora menyemburkan abu, debu, dan setidaknya 400 juta ton gas sulfur ke udara, hingga 27 mil tegak lurus ke strastofer, jauh di atas awan cuaca.
Letusan Tambora bahkan lebih dahsyat dari Krakatau. Menurut data Volcanic Explosivity Index (VEI), indeks letusan gunung yang mirip skala Richter untuk mengukur kekuatan gempa.
Perhitungan VEI ada pada skala 1 hingga 8, setiap satu angka adalah 10 lebih besar dari sebelumnya. Tambora ada di level tujuh, Krakatau enam. Ini berarti Tambora lebih kuat 10 kali lebih besar dari letusan Krakatau.
Bagaimana letusan gunung Islandia? Leel VEI-nya hanya dua atau tiga. Ataiu 10.000 kali lebih lemah dari Tambora.
Letusan Eyjafjallajökull ‘saja’ bisa mempengaruhi atmoser dan membuat dunia penerbangan kalang kabut.
Tak terbayang jika Tambora meletus di era ini. Seperti meriam raksasa, tambora menyemburkan abu, debu, dan setidaknya 400 juta ton gas sulfur ke udara, hingga 27 mil tegak lurus ke strastofer, jauh di atas awan cuaca.
Ini mengakibatkan ledakan di lapisan troposfer — lapisan terdekat
dari permukaan Bumi, di mana awan, angin, dan hujan, serta 75 persen
dari berat atmosfer berada.
Semburan Tambora juga menyobek lapisan tipis ozon yang melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari.
Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi.
Letusan Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti dselama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
Semburan Tambora juga menyobek lapisan tipis ozon yang melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari.
Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi.
Letusan Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti dselama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
Kegelapan menyelimuti Bumi, menginspirasi novel-novel misteri
legendaris misalnya, ‘Darkness’ atau ‘Kegelapan’ karya Lord Byron, ‘The
Vampir’ atau ‘Vampir’ karya Dr John Palidori dan novel ‘Frankenstein’
karya Mary Shelley.
Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
Letusan gunung di Islandia sama sekali bukan bandingan untuk Tambora. Badan Geologi Amerika Serikat atau US Geological Survey bahkan menobatkan letusan Tambora sebagai “yang terkuat sepanjang sejarah”.
Letusan Tambora bahkan lebih dahsyat dari Krakatau. Menurut data Volcanic Explosivity Index (VEI), indeks letusan gunung yang mirip skala Richter untuk mengukur kekuatan gempa.
Perhitungan VEI ada pada skala 1 hingga 8, setiap satu angka adalah 10 lebih besar dari sebelumnya. Tambora ada di level tujuh, Krakatau enam. Ini berarti Tambora lebih kuat 10 kali lebih besar dari letusan Krakatau.
Bagaimana letusan gunung Islandia? Leel VEI-nya hanya dua atau tiga. Ataiu 10.000 kali lebih lemah dari Tambora.
Letusan Eyjafjallajökull ‘saja’ bisa mempengaruhi atmoser dan membuat dunia penerbangan kalang kabut.
Tak terbayang jika Tambora meletus di era ini. Seperti meriam raksasa, tambora menyemburkan abu, debu, dan setidaknya 400 juta ton gas sulfur ke udara, hingga 27 mil tegak lurus ke strastofer, jauh di atas awan cuaca.
Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
Letusan gunung di Islandia sama sekali bukan bandingan untuk Tambora. Badan Geologi Amerika Serikat atau US Geological Survey bahkan menobatkan letusan Tambora sebagai “yang terkuat sepanjang sejarah”.
Letusan Tambora bahkan lebih dahsyat dari Krakatau. Menurut data Volcanic Explosivity Index (VEI), indeks letusan gunung yang mirip skala Richter untuk mengukur kekuatan gempa.
Perhitungan VEI ada pada skala 1 hingga 8, setiap satu angka adalah 10 lebih besar dari sebelumnya. Tambora ada di level tujuh, Krakatau enam. Ini berarti Tambora lebih kuat 10 kali lebih besar dari letusan Krakatau.
Bagaimana letusan gunung Islandia? Leel VEI-nya hanya dua atau tiga. Ataiu 10.000 kali lebih lemah dari Tambora.
Letusan Eyjafjallajökull ‘saja’ bisa mempengaruhi atmoser dan membuat dunia penerbangan kalang kabut.
Tak terbayang jika Tambora meletus di era ini. Seperti meriam raksasa, tambora menyemburkan abu, debu, dan setidaknya 400 juta ton gas sulfur ke udara, hingga 27 mil tegak lurus ke strastofer, jauh di atas awan cuaca.
Ini mengakibatkan ledakan di lapisan troposfer — lapisan terdekat
dari permukaan Bumi, di mana awan, angin, dan hujan, serta 75 persen
dari berat atmosfer berada.
Semburan Tambora juga menyobek lapisan tipis ozon yang melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari.
Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi.
Letusan Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti dselama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
Kegelapan menyelimuti Bumi, menginspirasi novel-novel misteri legendaris misalnya, ‘Darkness’ atau ‘Kegelapan’ karya Lord Byron, ‘The Vampir’ atau ‘Vampir’ karya Dr John Palidori dan novel ‘Frankenstein’ karya Mary Shelley.
Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
Semburan Tambora juga menyobek lapisan tipis ozon yang melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari.
Karena daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan kembali ke Bumi.
Letusan Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti dselama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
Kegelapan menyelimuti Bumi, menginspirasi novel-novel misteri legendaris misalnya, ‘Darkness’ atau ‘Kegelapan’ karya Lord Byron, ‘The Vampir’ atau ‘Vampir’ karya Dr John Palidori dan novel ‘Frankenstein’ karya Mary Shelley.
Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.
Kekalahan Napoleon di Waterloo membuat peta politik dunia berubah.
Perancis yang sebelumnya menjai salah satu negara dengan kekuatan yang
luas, berubah menjadi negara dengan wilayah kekuasaan yang lebih sempit,
lebih kecil jika dibandingkan wilayah Perancis saat meletusnya Revolusi
Perancis.
Yang tak banayk diketahui adalah adanya kaitan antara cuaca buruk di waterloo dengan sebuah fenomena alam yang terjadi jauh dari Eropa. Kenneth Spink, seorang pakar geologi, membuat sebuah “teori”-yang tentu harus masih harus diuji-yang menyebut kekalahan Napoleon merupakan akibat letusan sebuah gunung bernama Tambora. Dalam sebuah pertemuan ilmiah tentang Applied Geosciences di Warwick, Inggris, pada 1996, Spink mengatakan letusan Gunung Tambora telah berdampak besar terhadap tatanan iklim dunia kala itu, termasuk waterloo pada tahun 1815.
Gunung Tambora secara administratif masuk wilayah Propinsi Nusa Tenggara barat. Gunung itu meliputi dua kabupaten, yaitu Dompu dan Bima. Nama Tambora sebenarnya berasal dari dua kata yakni “ta” dan “mbora” yang secara keseluruhan bermakna “ajakan menghilang”.
Sebelum meletus, gunung Tambora merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 4.300 meter. Setelah meletus, ketinggian gunung turun drastis, menjadi 3000 meter. Sisa letusan kini menjadi sebuah kaldera, kaldera terbesar Indonesia sekarang.
Yang tak banayk diketahui adalah adanya kaitan antara cuaca buruk di waterloo dengan sebuah fenomena alam yang terjadi jauh dari Eropa. Kenneth Spink, seorang pakar geologi, membuat sebuah “teori”-yang tentu harus masih harus diuji-yang menyebut kekalahan Napoleon merupakan akibat letusan sebuah gunung bernama Tambora. Dalam sebuah pertemuan ilmiah tentang Applied Geosciences di Warwick, Inggris, pada 1996, Spink mengatakan letusan Gunung Tambora telah berdampak besar terhadap tatanan iklim dunia kala itu, termasuk waterloo pada tahun 1815.
Gunung Tambora secara administratif masuk wilayah Propinsi Nusa Tenggara barat. Gunung itu meliputi dua kabupaten, yaitu Dompu dan Bima. Nama Tambora sebenarnya berasal dari dua kata yakni “ta” dan “mbora” yang secara keseluruhan bermakna “ajakan menghilang”.
Sebelum meletus, gunung Tambora merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 4.300 meter. Setelah meletus, ketinggian gunung turun drastis, menjadi 3000 meter. Sisa letusan kini menjadi sebuah kaldera, kaldera terbesar Indonesia sekarang.
Letusan gunung Tambora yang amat dahsyat terjadi pada hari-hari di
bulan April 1815 dengan skala letusan tujuh Volcanic Explosivity Index.
Puncak letusan terjadi mulai tanggal 10-15 April. Para ahli menyebut
letusan itu merupakan terbesar sepanjang 10.000 tahun. Meledak dengan
kekuatan sekitar 1.000 megaton TNT. Letusan Tambora diperkirakan empat
kali lipat lebih dahsyat dari letusan Gunung Krakatau dan enam juta kali
letusan bom atom di Hiroshima. Letusan terdengar sejauh 2500 kilometer,
dan abu jatuh setidaknya sejauh 1300 kilometer. Ada dokumen yang
menyebutkan penemuan seonggok mayat di ” rakit” batu apung yang
terdampar ke pantai Afrika setahun kemudian. Kegelapan terlihar sejauh
600 kilometer dari puncak. Dengan kekuatan sebesar itu, tentu wajar jika
dua bulan kemudian setelahnya cucaca buruk akibat letusan Tambora masih
terasa di eropa dan bahkan mengakibatkan kekalahan Napoleon. Tapi,
Tambora bukan hanya membuat Napoleon kalah.Korban langsung yang
berjatuhan diperkirakan 92.000. korban juga terdapat di Bali dan Jawa
Timur karena penyakit dan kelaparan.
Akibat letusan itu pula dunia mengenag tahun 1816 sebagai “tahun tanpa musim panas”. Di Eropa barat, Amerika dan Kanada berhembus udara beku yang mematikan. Debu vulkanis yang disemburkan tambora menyelimuti permukaan laut, dan abu pekat tersebut “berkeliling dunia” sepanjang tahun membuat sinar matahari tertutup. Paola cuaca di dunia menjadi jungkir balik. Di New England, AS, salju turun pada bulan Juli dan udara beku pada Juli-Agustus membuat paceklik. Sungai es terlihat pada bulan Juli di Pennsylvania, dan ratusan ribu orang meninggal karena kelaparan di seluruh dunia. Letusan Tambora juga menyebarkan penyakit kolera ke seluruh dunia. Dalam artikel Mount Tambora in 1815: A Colcanic Eruption in Indonesia and Its Aftermaths, Bernice de Jong Boers menyebut letusan Tambora pemicu pecahnya epidemik kolera pertama ke dunia.
Akibat letusan itu pula dunia mengenag tahun 1816 sebagai “tahun tanpa musim panas”. Di Eropa barat, Amerika dan Kanada berhembus udara beku yang mematikan. Debu vulkanis yang disemburkan tambora menyelimuti permukaan laut, dan abu pekat tersebut “berkeliling dunia” sepanjang tahun membuat sinar matahari tertutup. Paola cuaca di dunia menjadi jungkir balik. Di New England, AS, salju turun pada bulan Juli dan udara beku pada Juli-Agustus membuat paceklik. Sungai es terlihat pada bulan Juli di Pennsylvania, dan ratusan ribu orang meninggal karena kelaparan di seluruh dunia. Letusan Tambora juga menyebarkan penyakit kolera ke seluruh dunia. Dalam artikel Mount Tambora in 1815: A Colcanic Eruption in Indonesia and Its Aftermaths, Bernice de Jong Boers menyebut letusan Tambora pemicu pecahnya epidemik kolera pertama ke dunia.
0 Komentar
CARA RESERVASI
WA / SMS / Call. 085.643.455.685
PIN BB 7A722B86
Kantor Pemasaran : Jalan Jogja-Solo KM 15 Bogem Kalasan Sleman Yogyakarta 'Toko Stiker Sahabat Motor dan Mobil'
Disarankan untuk reservasi menggunakan SMS mengingat kami sering mobile keluar kantor. Sampaikan penawaran yang diinginkan kemudian akan kami berikan penawaran dari kami.
LAYANAN SMS GRATIS
setelah setahun terhenti, insya Allah SMS Community akan berjalan lagi.
minat langganan status via sms, cukup ketik : IKUT ssbscommunity kemudian kirim ke 082-110-001-021
jika gagal berarti ada salah penulisan "IKUT ssbs community" nya.
untuk semua operator GSM.
# gratis sampai kapan pun
!! PESAN ADMIN !!
Kami selalu menghimbau agar semua member agar tetap mewaspadai segala bentuk penipuan yang mengatasnamakan Cikarsya On-Line, Intive, Inc dan SSBS Community karena kami tidak memungut biaya sepersen pun sebelum kesepakatan kedua belah pihak disepakati.
Harga sewaktu-waktu bisa berubah. Mohon untuk menanyakan terlebih dahulu sebelum bertransaksi.
Contact Admin : 085.643.455.685
Untuk melakukan Pemesanan silahkan klik cara pemesanan
Untuk mengetahui paket wisata silahkan klik Paket Wisata
Untuk mengetahuin paket catering silahkan klik Paket Catering
Untuk mengetahui paket privat silahkan klik Paket Privat
Untuk mengetahui Paket Kaos silahkan klik Paket Kaos
Untuk mengetahui Paket Backpaker dan Adventure silahkan klik Paket Backpaker dan Adventure
Untuk mengetahui Testimoni silahkan klik Testimoni
Untuk mengetahui Tentang Kami silahkan klik Tentang Kami