Desa Wisata Nawung

Membangun Desa Wisata 
sebagai Upaya Pengurangan Kemiskinan



KabarIndonesia - Kemiskinan selalu menjadi masalah, tetapi banyak upaya bisa dilakukan untuk menguranginya. Warga dusun Nawung adalah salah satu contohnya. Mereka mencoba mengembangkan potensi yang ada, salah satunya dengan wisata alam, untuk meningkat perekonomian masyarakat.

Dusun Nawung
Nawung adalah sebuah dusun yang terletak diperbatasan Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul di D.I. Yogyakarta. Dusun ini terletak di perbukitan atau di bawah Gunung Wayang dengan kondisi tanah kering berbatu. Hanya pada saat musim hujan, dusun Nawung terlihat hijau penuh dengan tanaman pangan dan tanaman keras. Sedangkan pada musim kemarau, yang terlihat adalah tanah kering dan pepohonan yang meranggas dan berwarna kecoklatan. Sebuah keindahan yang lain, seperti musim gugur.

Hampir semua warga Nawung adalah petani kecil. Ada 140 keluarga (517 jiwa) hidup di dusun Nawung, desa Gayamharjo, kec. Prambanan, kab. Sleman. Diantara mereka, ada 62 keluarga miskin yang hidup dengan penghasilan dibawah Rp.150.000,- per bulan per orang. Pekerjaan utama mereka adalah bertani dan menambang batu putih untuk dibuat pondasi dan dinding bangunan rumah. Pekerjaan di pertanian hanya bisa dilakukan saat musim hujan, sehingga seringkali mereka hanya bisa mendapatkan satu kali panen padi. Sebagian besar hasil panen ini dikonsumsi sendiri, karena hanya dihasilkan dari lahan yang terbatas (kurang dari 1000 m2 per keluarga).

Perubahan setelah gempa bumi 2006
Dusun ini sekarang dikenal sebagai dusun Kerajinan. Gempa bumi yang terjadi pada Mei 2006, selain membawa musibah bagi warga, itu juga membawa berkah. Sebagai salah satu dusun yang terkena dampak gempa, mereka menerima banyak bantuan dari beberapa LSM baik nasional maupun internasional. Sebagai salah satu hasilnya, banyak warga Nawung yang memiliki keterampilan untuk membuat kerajinan batu, bambu, jahit, dan aneka makanan ringan. Hal ini sedikit banyak telah merubah pola hidup mereka yang semula hanya memiliki aktifitas di sektor pertanian.

Beberapa produk unggulan dusun Nawung sudah dikirim ke beberapa daerah. Kerajinan batu putih dalam bentuk air mancur, sarung bantal batik, emping melinjo dan emping garut telah menjadi produk utama yang sudah dibeli oleh berbagai konsumen di beberapa daerah, seperti Yogyakarta, Klaten, Bantul, dan Boyolali. Bahkan, produk air mancur batu putih sudah dikirimkan ke Australia melalui sebuah perusahaan ekspor di Yogyakarta.

Disamping itu, warga Nawung juga sudah mulai memiliki akses yang cukup baik kepada pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa program pemerintah di dusun ini. Misalnya, Disperindagkop dan Disbudpar Kab. Sleman telah memberikan beberapa pelatihan kepada warga. Bahkan, Pemkab Sleman juga memberikan dana gotong-royong dan simpan-pinjam untuk meningkatkan kesejahteraan warga.

Memulai Desa Wisata
Selain menekuni berbagai jenis kerajinan, warga Nawung juga mencoba menggali potensi lain yang ada, yaitu wisata alam. Di perbatasan dusun, ada sungai cantik yang terbuat dari batu putih. Bentuk batuan alami di sungai tersebut menjadi daya tarik banyak pengunjung. Apalagi, ada cerita rakyat yang terkait dengannya, yaitu cerita Kedung Nganten.

Melihat potensi ini, warga Nawung mencoba mengembangkan dusunnya menjadi salah satu desa wisata di kabupaten Sleman. Perkenalan pertama dilakukan pada bulan Agustus 2009 dengan menyelenggarakan Merti Dusun. Kegiatan ini dihadiri sekitar 400 orang. Selanjutnya, warga juga belajar ke beberapa desa wisata lain dan pelaku pariwisata. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan banyak referensi dalam mengembangkan Desa Wisata Kedung Nganten (Dewi Kangen) di Nawung. Sebagai hasilnya, mereka mulai membuat beberapa paket wisata alternatif, dan banyak pengunjung mulai berdatangan.

Outbond dan trekking sungai sebagai upaya promosi wisata. Dikaruniai sungai yang indah, Nawung menawarkan outbond tradisional dan trekking sungai yang berbeda dengan desa wisata lainnya. Pada tanggal 24 Maret 2010, diselenggarakan trekking sungai yang diikuti oleh sekitar 40 peserta dari beberapa lembaga dan kantor pemerintah. Sepertinya, trekking ini membawa kesan tersendiri bagi peserta, sehingga mereka merasa puas. Banyak diantara peserta yang mengatakan bahwa sungai Nawung ini berbeda dengan sungai lainnya. Keindahan batu alamnya sangat memukau. Semoga, upaya pengembangan wisata ini benar-benar bisa menjadi salah satu pendorong perekonomian di dusun Nawung.

Penulis adalah pengamat sosial yang tinggal di Yogyakarta.

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=15&jd=Membangun+Desa+Wisata+sebagai+Upaya+Pengurangan+Kemiskinan&dn=20100325101857

Posting Komentar

0 Komentar