METHYLPREDNISOLONE
Komposisi
Methylprednisolone 125 mg
Tiap vial mengandung:
Metilprednisolon natrium suksinat setara dengan
Metilprednisolon 125 mg
Methylprednisolone 500 mg
Tiap vial mengandung:
Metilprednisolon natrium suksinat setara dengan
Metilprednisolon 500 mg
Farmakologi:
Metilprednisolon
merupakan kortikosteroid dengan kerja intermediate yang termasuk
kategori adrenokortikoid, antiinflamasi dan imunosupresan.
Adrenokortikoid:
Sebagai
adrenokortikoid, metilprednisolon berdifusi melewati membran dan
membentuk komplek dengan reseptor sitoplasmik spesifik. Komplek tersebut
kemudian memasuki inti sel, berikatan dengan DNA, dan menstimulasi
rekaman messenger RNA (mRNA) dan selanjutnya sintesis protein dari
berbagai enzim akan bertanggung jawab pada efek sistemik
adrenokortikoid. Bagaimanapun, obat ini dapat menekan perekaman mRNA di beberapa sel (contohnya: limfosit).
Efek Glukokortikoid:
Anti-inflamasi (steroidal)
Glukokortikoid
menurunkan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi,
karena itu menurunkan gejala inflamasi tanpa dipengaruhi penyebabnya.
Glukokortikoid
menghambat akumulasi sel inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada
lokasi inflamasi. Metilprednisolon juga menghambat fagositosis,
pelepasan enzim lisosomal, sintesis dan atau pelepasan beberapa mediator
kimia inflamasi. Meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui secara
lengkap, kemungkinan efeknya melalui blokade faktor penghambat makrofag
(MIF), menghambat lokalisasi makrofag: reduksi atau dilatasi
permeabilitas kapiler yang terinflamasi dan mengurangi lekatan leukosit
pada endotelium kapiler, menghambat pembentukan edema dan migrasi
leukosit; dan meningkatkan sintesis lipomodulin (macrocortin), suatu inhibitor fosfolipase A2-mediasi
pelepasan asam arakhidonat dari membran fosfolipid, dan hambatan
selanjutnya terhadap sintesis asam arakhidonat-mediator inflamasi
derivat (prostaglandin, tromboksan dan leukotrien). Kerja immunosupresan
juga dapat mempengaruhi efek antiinflamasi.
Immunosupresan
Mekanisme
kerja immunosupresan belum dimengerti secara lengkap tetapi kemungkinan
dengan pencegahan atau penekanan sel mediasi (hipersensitivitas
tertunda) reaksi imun seperti halnya tindakan yang lebih spesifik yang
mempengaruhi respon imun, Glukokortikoid mengurangi konsentrasi limfosit
timus (T-limfosit), monosit, dan eosinofil. Metilprednisolon juga
menurunkan ikatan immunoglobulin ke reseptor permukaan sel dan
menghambat sintesis dan atau pelepasan interleukin, sehingga T-limfosit
blastogenesis menurun dan mengurangi perluasan respon immun primer.
Glukokortikoid juga dapat menurunkan lintasan kompleks immun melalui
dasar membran, konsentrasi komponen pelengkap dan immunoglobulin.
Indikasi:
-
Abnormalitas fungsi adrenokortikal, untuk pengobatan:
-
Insufisiensi adrenokortikal akut dan kronik primer:
Hidrokortison
dan kortison lebih dipilih sebagai terapi pengganti karena aktivitas
mineralokortikoidnya yang berarti. Penggantian sodium dan cairan juga
dibutuhkan. Pada beberapa pasien penggantian mineralokortikoid tambahan
juga mungkin diperlukan.
-
Insufisiensi adrenokortikoid sekunder:
Penggantian dengan glukokortikoid umumnya mencukupi, mineralokortikoid tidak selalu dibutuhkan.
-
Gangguan alergi:
-
Reaksi alergi karena obat.
-
Reaksi anafilaktik atau anaphytold (pengobatan tambahan)
Penggunaan
glukokortikoid umumnya untuk reaksi lambat (yang tidak berhasil dengan
tindakan lain dalam 1 jam), atau situasi dimana dapat timbul resiko
kekambuhan.
-
Angioderma (pengobatan tambahan)
-
Laringeal edema akut non infeksi.
-
Rinitis alergi parennial (tahunan) atau seasonal (musiman).
-
Pengobatan sakit karena serum.
-
Reaksi transfusi urtikaria.
-
Gangguan kolagen:
Diindikasikan selama eksaserbasi akut atau terapi perawatan pada kasus-kasus berikut:
-
Carditis rheumatik (atau non rheumatik) akut.
-
Dermatomiositis sistemik (polimiositis):
Glukokortikoid mungkin merupakan obat pilihan pada anak dengan kondisi demikian.
-
Lupus eritematosus sistemik.
-
Arteritis giant-cell (temporal).
-
Penyakit jaringan ikat campuran.
-
Poliarteritis nodosa.
-
Polikondritis kambuhan.
-
Polimialgia rheumatik.
-
Vaskulitis.
-
Gangguan pada kulit:
-
Dermatitis yang bersifat atopik, kontak, eksfoliatif.
-
Dermatitis herpetiformis bullous.
-
Dermatitis seboreik berat.
-
Dermatitis inflamatori berat.
-
Eritema multiforma berat (sindrom Stevens-Johnson)
-
Mikosis fungoides.
-
Phemphigus.
-
Psoriasis berat.
-
Pemphigoid.
-
Sarkoid kutan lokalisasi.
-
Gangguan saluran pencernaan:
Diindikasikan untuk pengobatan inflamasi pada usus besar seperti di bawah ini:
-
Inflamasi pada usus besar, termasuk colitis ulceratif.
-
Enteritis regional (penyakit Crohn)
-
Penyakit celiac berat.
-
Pemberian secara oral atau parenteral diindikasikan bila terapi sistemik dibutuhkan selama periode kritis penyakit, pemberian dalam jangka waktu lama tidak direkomendasikan.
-
Gangguan darah:
-
Anemia hemolitik yang diperoleh (oto imun)
-
Anemia hipoplastik bawaan (eritroid)
-
Anemia sel darah merah (eritoblastopenia)
-
Trombositopenia sekunder (pada orang dewasa)
-
Trombositopenia purpura idiopatik pada orang dewasa (secara oral atau i.v. Saja, kontraindikasi untuk injeksi i.m.)
-
Hemolisis.
-
Penyakit hati:
-
Hepatitis alkoholik dengan enselofati.
-
Hepatitis kronis aktif.
-
Hepatitis non alkoholik pada wanita.
-
Nekrosis hepatik sub akut.
-
Hiperkalsemia yang berhubungan dengan neoplasma (atau sarkoidosis).
-
Inflamasi non rheumatik:
-
Diindikasikan selama episode akut atau eksaserbasi dari gangguan-gangguan di bawah ini. Injeksi lokal lebih baik dilakukan bila hanya beberapa sendi atau daerah yang terkena.
-
Bursitis akut atau sub akut.
-
Epikondilitis.
-
Tenosinovitis nonspesifik akut.
-
Penyakit neoplastik (pengobatan tambahan):
Diindikasikan
bersama dengan terapi penyakit antineoplastik spesifik yang sesuai,
untuk meringankan penyakit neoplastik berikut ini beserta problem yang
berhubungan:
-
Leukemia akut atau limfositik kronik.
-
Limfoma Hodgkin atau non-Hodgkin.
-
Kanker payudara.
-
Kanker prostat.
-
Demam yang disebabkan kanker ganas.
-
Mieloma ganda.
-
Sindroma nefrotik:
Diindikasikan
untuk menginduksi diuresis atau mengurangi gejala proteinuria pada
sindrom idiopatik nefrotik, terapi jangka panjang mungkin diperlukan
untuk mencegah kekambuhan.
-
Penyakit neurologik:
-
Meningitis tuberkulosa (pengobatan tambahan), diindikasikan untuk pemberian bersama dengan kemoterapi anti tuberkulosa pada pasien dengan blok subarakhnoid.
-
Sklerosis ganda, diindikasikan untuk pengobatan penyakit eksaserbasi akut.
-
Neurotrauma: luka pada tulang belakang.
-
Gangguan pada mata:
Diindikasikan untuk pengobatan alergi kronis atau akut dan kondisi inflamasi oftalmik, seperti:
-
Klorioretinitis.
-
Koroiditis posterior difusi.
-
Konjungtivitis alergi (yang tidak dapat diatasi secara topikal).
-
Herpes zoster.
-
Iridosiklitis.
-
Keratis yang tidak berhubungan dengan herpes simpleks atau infeksi fungal.
-
Neuritis optik.
-
Oftalmia simpatika.
-
Uveitis posterior difusi.
-
Perikarditis: digunakan untuk menghilangkan inflamasi dan demam.
-
Polip nasal.
-
Gangguan pernafasan:
Untuk pengobatan dan profilaksis.
Profilaksis:
Diberikan
sebelum atau selama pembedahan jantung jika pasien mempunyai gangguan
pre-exiting pulmonary dan diberikan sebelum, selama dan setelah
pembedahan oral, facial, atau leher untuk mencegah edema yang dapat
menghambat jalan nafas.
Pengobatan:
-
Asma bronkial
-
Berillosis
-
Sindrom Loeffler (pneumonitis eosinofil atau sindrom hipereosinofil).
-
Pneumonia aspirasi.
-
Sarkoidosis simptomatik.
-
Tuberkulose paru-paru yang tersebar atau fulminant (pengobatan tambahan): diberikan bersamaan dengan kemoterapi anti tuberkulosa yang sesuai.
-
Bronkitis asmatik akut dan kronik.
-
Edema pulmonari nonkardiogenik (disebabkan sensitivitas protamin): pengobatan sebaiknya diberikan dalam injeksi i.v. atau i.m.
-
Hemangioma, obstruksi saluran nafas pada anak: pengobatan sebaiknya diberikan dalam injeksi i.v. atau i.m.
-
Pneumonia, pneumosistitis carinii, yang berhubungan dengan sindrom immunodefisiensi yang diperoleh (pengobatan tambahan).
-
Pada penderita AIDS atau yang mengidap infeksi HIV yang terkena pneumonia pneumocystis.
-
Penyakit paru-paru, obstruksi kronis (yang tidak dapat dikontrol dengan teofilin dan β-adrenergik agonis).
-
Status asmatikus: pemberian harus secara i.v. atau i.m.
-
Gangguan rheumatik:
Injeksi
lokal dilakukan bila hanya beberapa sendi atau area yang terlibat.
Diindikasikan sebagai terapi tambahan selama episode akut atau
eksaserbasi gangguan rheumatik seperti:
-
Ankilosing spondilitis.
-
Arthritis psoriatik.
-
Arthritis reumatoid (termasuk arthritis pada anak-anak);
Untuk pasien yang tidak dapat lagi diobati dengan aspirin, antiinflamasi non steroidal, istirahat, dan terapi fisik.
-
Gout arthritis akut.
-
Osteoarthritis post traumatik.
-
Sinovitis osteoarthritis.
-
Penyakit deposisi kalsium pirofosfat akut (pseudogout; kondrokalsinosis artikularis; sinovitis, yang disebabkan oleh kristal).
-
Polimialgia rheumatik.
-
Penyakit reiter.
-
Pengobatan shock: akibat insufisiensi adrenokortikal.
-
Pengobatan tiroiditis non supuratif.
-
Pencegahan dan pengobatan penolakan pencangkokan organ:
diberikan bersamaan dengan immunosupresan lainnya seperti azathioprine atau siklosporin.
-
Pengobatan trikinosis.
Kontraindikasi:
-
Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap bahan obat.
-
Bayi prematur.
-
Pemberian jangka lama pada penderita ulkus duodenum dan peptikum, osteoporosis berat, penderita dengan riwayat penyakit jiwa, herpes.
-
Pasien yang sedang diimunisasi.
Dosis:
Dewasa
Secara intramuskular atau intravena, 10-40 mg (base), diulangi sesuai keperluan.
-
Untuk dosis tinggi (pulse terapi): intravena, 30 mg (base) per kg berat badan diberikan sekurang-kurangnya 30 menit. Dosis dapat diulangi setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
-
Untuk eksaserbasi akut pada sklerosis ganda: intramuskular atau intravena, 160 mg (base) perhari selama satu minggu, diikuti dengan 64 mg setiap hari selama satu bulan.
-
Untuk pengobatan luka tulang punggung akut: intravena, 30 mg (base) per kg berat badan diberikan selama 15 menit, diikuti dengan 45 menit infus, 5,4 mg per kg berat badan per jam, selama 23 jam.
-
Untuk pengobatan tambahan pada AIDS yang berhubungan dengan pneumosistis carinii: intravena, 30 mg (base) dua kali sehari pada hari pertama sampai kelima, 30 mg sekali sehari pada hari keenam sampai kesepuluh, 15 mg sekali sehari pada hari ke sebelas sampai dua puluh satu.
Bayi dan anak:
-
Insufisiensi adrenokortikal: intramuskular, 117 mikrogram (0,117 mg) (base) per kg berat badan atau 3,33 mg (base) permeter persegi permukaan tubuh sehari (dalam dosis terbagi tiga) setiap hari ke tiga; atau 39 sampai 58,5 mikrogram (0,039 sampai 0,0585 mg) (base) per kg berat badan atau 1,11 sampai 1,66 mg (base) permeter persegi permukaan tubuh sekali sehari.
-
Untuk pengobatan luka tulang punggung akut: intravena, 30 mg (base) per kg berat badan diberikan selama 15 menit, diikuti selama 45 menit dengan infus 5,4 mg per kg berat badan per jam, selama 23 jam.
-
Indikasi lain: intramuskular, 139-835 mikrogram (0,139-0,835 mg) (base) per kg berat badan atau 4,16-25 mg (base) permeter persegi permukaan tubuh setiap 12 sampai 24 jam.
-
Untuk pengobatan tambahan pada AIDS yang berhubungan dengan pneumosistis carinii: Anak-anak berusia 13 tahun atau kurang: dosis belum ditentukan secara pasti. Anak-anak berusia lebih dari 13 tahun: sama dengan dosis dewasa.
Cara pemberian:
Untuk intramuskular atau intravena:
Rekonstitusi
serbuk dengan larutan injeksi yang telah disediakan (mengandung benzyl
alkohol 0,9%), kocok hingga larut. Pemberian dengan intravena langsung
dapat diberikan selama sekurang-kurangnya 1 menit, atau dapat diberikan
secara infus intravena dalam 5% dekstrosa, NACl 0,9% atau dektrosa 0,5%
dalam NaCl 0,9% selama sekurang-kurangnya 30 menit. Larutan stabil
secara fisika dan kimia selama 48 jam.
Efek samping:
-
Insufisiensi adrenokortikal:
Dosis
tinggi untuk periode lama dapat terjadi penurunan sekresi endogeneous
kortikosteroid dengan menekan pelepasan kortikotropin pituitary
insufisiensi adrenokortikal sekunder.
-
Efek muskuloskeletal:
Nyeri
atau lemah otot, penyembuhan luka yang tertunda, dan atropi matriks
protein tulang yang menyebabkan osteoporosis, retak tulang belakang
karena tekanan, nekrosis aseptik pangkal humerat atau femorat, atau
retak patologi tulang panjang.
-
Gangguan cairan dan elektrolit:
Retensi sodium yang menimbulkan edema, kekurangan kalium, hipokalemik alkalosis, hipertensi, serangan jantung kongestif.
-
Efek pada mata:
Katarak subkapsular posterior, peningkatan tekanan intra okular, glaukoma, eksoftalmus.
-
Efek endokrin:
Menstruasi yang tidak teratur, timbulnya keadaan cushingoid, hambatan pertumbuhan pada anak, toleransi glukosa menurun, hiperglikemia, bahaya diabetes mellitus.
-
Efek pada saluran cerna:
Mual,
muntah, anoreksia yang berakibat turunnya berat badan, peningkatan
selera makan yang berakibat naiknya berat badan, diare atau konstipasi,
distensi abdominal, pankreatitis, iritasi lambung, ulceratif esofagitis.
-
Juga menimbulkan reaktivasi, perforasi, perdarahan dan penyembuhan peptik ulcer yang tertunda.
-
Efek sistem syaraf:
Sakit kepala, vertigo, insomnia, peningkatan aktivitas motor, iskemik neuropati, abnormalitas EEG, konvulsi.
-
Efek dermatologi:
Atropi kulit, jerawat, peningkatan keringat, hirsutisme, eritema fasial, striae, alergi dermatitis, urtikaria, angiodema.
-
Efek samping lain:
Penghentian
pemakaian glukokortikoid secara tiba-tiba akan menimbulkan efek mual,
muntah, kehilangan nafsu makan, letargi, sakit kepala, demam, nyeri
sendi, deskuamasi, mialgia, kehilangan berat badan, dan atau hipotensi.
Peringatan dan perhatian:
-
Wanita hamil dan ibu menyusui.
Dapat
menyebabkan kerusakan fetus bila diberikan pada wanita hamil.
Kortikosteroid dapat berdifusi ke air susu dan dapat menekan pertumbuhan
atau efek samping lainnya pada bayi yang disusui.
-
Anak-anak
Pemberian
dosis farmakologi glukokortikoid pada anak-anak bila mungkin sebaiknya
dihindari, karena obat dapat menghambat pertumbuhan tulang. Jika terapi
diperlukan harus diamati pertumbuhan bayi dan anak secara seksama. Alternate-day therapy,
yaitu pemberian dosis tunggal setiap pagi hari, meminimalkan hambatan
pertumbuhan dan sebaiknya diganti bila terjadi hambatan pertumbuhan.
Dosis tinggi glukokortikoid pada anak dapat menyebabkan pankreatitis
akut yang kemudian menyebabkan kerusakan pankreas.
-
Pasien lanjut usia.
Dapat
terjadi hipertensi selama terapi adrenokortikoid. Pasien lanjut usia,
terutama wanita postmenopausal, akan lebih mudah terkena osteoporosis
yang diinduksi glukokortikoid.
-
Sementara pasien menerima terapi kortikosteroid, dianjurkan tidak divaksinasi terhadap Smalpox juga imunisasi lain terutama yang mendapat dosis tinggi, untuk mencegah kemungkinan bahaya komplikasi neurologi.
-
Jika kortikosteroid digunakan pada pasien dengan TBC laten atau tuberculin reactivity perlu dilakukan pengawasan yang teliti sebagai pengaktifan kembali penyakit yang dapat terjadi.
-
Tidak dianjurkan pada pasien dengan ocular herpes simplex karena kemungkinan terjadi perforasi korneal.
-
Pemakaian obat ini dapat menekan gejala-gejala klinik dari suatu penyakit infeksi.
-
Pemakaian jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Interaksi obat:
-
Enzim penginduksi mikrosom hepatik.
Obat
seperti barbiturat, fenitoin dan rifampin yang menginduksi enzim
hepatik dapat meningkatkan metabolisme glukokortikoid, sehingga mungkin
diperlukan dosis tambahan atau obat tersebut tidak diberikan bersamaan.
-
Anti inflamasi nonsteroidal.
Pemberian
bersamaan dengan obat ulcerogenik seperti indometasin dapat
meningkatkan resiko ulcerasi saluran pencernaan. Aspirin harus diberikan
secara hati-hati pada pasien hipotrombinernia. Meskipun pemberian
bersamaan dengan salisilat tidak tampak meningkatkan terjadinya ulcerasi
saluran pencernaan, kemungkinan efek ini harus dipertimbangkan.
-
Obat yang mengurangi kalium.
Diuretik
yang mengurangi kadar kalium (contoh: thiazida, furosemida, asam
etakrinat) dan obat lainnya yang mengurangi kalium oleh glukokortikoid.
Serum kalium harus dimonitor secara seksama bila pasien diberikan obat
bersamaan dengan obat yang mengurangi kalium.
-
Bahan antikolinesterase.
Interaksi
antara glukokortikoid dan antikolinesterase seperti ambenonium,
neostigmin, atau pyridostigmin dapat menimbulkan kelemahan pada pasien
dengan myasthenia gravis. Jika mungkin, pengobatan antikolinesterase
harus dihentikan 24 jam sebelum pemberian awal terapi glukokortikoid.
-
Vaksin dan toksoid.
Karena
kortikosteroid menghambat respon antibodi, obat dapat menyebabkan
pengurangan respon toksoid dan vaksin inaktivasi atau hidup.
Cara penyimpanan:
Simpan ditempat kering dan sejuk, terlindung dari cahaya.
Sebelum dan sesudah rekonstitusi, simpan pada suhu antara 15-30oC.
Gunakan larutan sebelum 48 jam setelah direkonstitusi.
Kemasan dan Nomor Registrasi:
METHYLPREDNISOLONE 125
Kotak, 1 vial @ 125 mg metilprednisolon kering dan 1 ampul @ 2 ml pelarut, GKL0405037244A1
METHYLPREDNISOLONE 500
Kotak, 1 vial @ 500 mg metilprednisolon kering dan 1 ampul @ 8 ml pelarut, GKL0405037244B1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
SIMPAN PADA SUHU KAMAR (25-30)oC,
TERLINDUNG DARI CAHAYA
METHYLPREDNISOLONE
TABLET
Komposisi:
METHYLPREDNISOLONE 4 mg
Tiap tablet mengandung
Metilprednisolon 4 mg
METHYLPREDNISOLONE 8 mg
Tiap tablet mengandung
Metilprednisolon 8 mg
METHYLPREDNISOLONE 16 mg
Tiap tablet mengandung
Metilprednisolon 16 mg
Farmakologi:
Metilprednisolon
adalah glukokortioid turunan prednisolon yang mempunyai efek kerja dan
penggunaan yang sama seperti senyawa induknya. Metilprednisolon tidak
mempunyai aktivitas retensi natrium seperti glukokortikoid yang lain.
Indikasi:
Abnormalitas
fungsi adrenokortikal, penyakit kolagen, keadaan alergi dan peradangan
pada kulit dan saluran pernafasan tertentu, penyakit hematologik,
hiperkalsemia sehubungan dengan kanker.
Kontraindikasi:
-
Infeksi jamur sistemik dan pasien yang hipersensitif.
-
Pemberian kortikosterooid yang lama merupakan kontraindikasi pada ulkus duodenum dan peptikum, osteoporosis berat, penderita dengan riwayat penyakit jiwa, herpes.
-
Pasien yang sedang diimunisasi.
Dosis:
-
Dewasa:
Dosis
awal dari metilprednisolon dapat bermacam-macam dari 4 mg - 48 mg per
hari, dosis tunggal atau terbagi, tergantung keadaan penyakit.
Dalam multiple sklerosis:
Oral 160 mg sehari selama 1 minggu, kemudian 64 mg setiap 2 hari sekali dalam 1 bulan.
-
Anak-anak:
Insufisiensi - adrenokortikal:
Oral 0,117 mg/kg bobot tubuh atau 3,33 mg per m2 luas permukaan tubuh sehari dalam dosis terbagi tiga.
-
Indikasi lain:
Oral 0,417 mg - 1,67 mg per kg berat tubuh atau 12,5 mg - 50 mg per m2 luas permukaan tubuh sehari dalam dosis terbagi 3 atau 4.
Efek samping:
Efek
samping biasanya terlihat pada pemberian jangka panjang atau pemberian
dalam dosis besar, misalnya gangguan elektrolit dan cairan tubuh,
kelemahan otot, resistensi terhadap infeksi menurun, gangguan
penyembuhan luka, meningkatnya tekanan darah, katarak, gaangguan
pertumbuhan pada anak-anak, insufisiensi adrenal, cushing syndrome, osteoporosis, tukak lambung.
Peringatan dan perhatian:
-
Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui, kecuali memang benar-benar dibutuhkan, dan bayi yang lahir dari ibu yang ketika hamil menerima terapi kortikosteroid ini harus diperiksa. Kemungkinan adanya gejala hipoadrenalism.
-
Pasien yang menerima terapi kortikosteroid ini dianjurkan tidak divaksinasi terhadap smallpox, juga imunisasi lain terutama yang mendapat dosis tinggi, untuk mencegah kemungkinan bahaya komplikasi neurologi.
-
Tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak, karena penggunaaan jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
-
Jika kortikosteroid digunakan pada pasien dengan TBC latent atau Tuber Culin Reactivity perlu dilakukan pengawasan yang teliti sebagai pengaktifan kembali penyakit yang dapat terjadi.
-
Ada peningkatan efek kortikosteroid pada pasien dengan hipotiroidi dari cirrhosis.
-
Tidak dianjurkan penggunaan pada penderita ocular herpes simplex, karena kemungkinan terjadi perforasi corneal.
-
Pemakaian obat ini dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit infeksi.
-
Pemakaian jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Interaksi obat:
-
Berikan dengan makanan untuk meminumkan iritasi gastrointestinal.
-
Penggunaan bersama-sama dengan antiinflamasi non-steroid atau antirematik lain dapat mengakibatkan risiko gastrointestinal, perdarahan gastrointestinal.
-
Penggunaan bersama-sama dengan anti-diabetes harus dilakukan penyesuaian dosis.
-
Pasien yang menerima vaksinasi terhadap smallpox, juga imunisasi lain terutama yang mendapat dosis.
Kemasan dan Nomor Registrasi:
METHYLPREDNISOLONE 4 mg : Kotak, 10 blister @ 10 tablet: No. Reg. GKL0305035210A1
METHYLPREDNISOLONE 8 mg : Kotak, 10 blister @ 10 tablet: No. Reg. GKL0305035210B1
METHYLPREDNISOLONE 16 mg : Kotak, 10 blister @ 10 tablet: No. Reg. GKL0305035210C1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
SIMPAN PADA SUHU KAMAR (25-30)oC, TERLINDUNG DARI CAHAYA
Dibuat oleh:
PT DEXA MEDICA
JL. BAMBANG UTOYO 138
PALEMBANG - INDONESIA
http://www.dexa-medica.com/ourproducts/prescriptionproducts/detail.php?id=50&idc=8
http://www.dexa-medica.com/ourproducts/prescriptionproducts/detail.php?id=50&idc=8
0 Komentar
CARA RESERVASI
WA / SMS / Call. 085.643.455.685
PIN BB 7A722B86
Kantor Pemasaran : Jalan Jogja-Solo KM 15 Bogem Kalasan Sleman Yogyakarta 'Toko Stiker Sahabat Motor dan Mobil'
Disarankan untuk reservasi menggunakan SMS mengingat kami sering mobile keluar kantor. Sampaikan penawaran yang diinginkan kemudian akan kami berikan penawaran dari kami.
LAYANAN SMS GRATIS
setelah setahun terhenti, insya Allah SMS Community akan berjalan lagi.
minat langganan status via sms, cukup ketik : IKUT ssbscommunity kemudian kirim ke 082-110-001-021
jika gagal berarti ada salah penulisan "IKUT ssbs community" nya.
untuk semua operator GSM.
# gratis sampai kapan pun
!! PESAN ADMIN !!
Kami selalu menghimbau agar semua member agar tetap mewaspadai segala bentuk penipuan yang mengatasnamakan Cikarsya On-Line, Intive, Inc dan SSBS Community karena kami tidak memungut biaya sepersen pun sebelum kesepakatan kedua belah pihak disepakati.
Harga sewaktu-waktu bisa berubah. Mohon untuk menanyakan terlebih dahulu sebelum bertransaksi.
Contact Admin : 085.643.455.685
Untuk melakukan Pemesanan silahkan klik cara pemesanan
Untuk mengetahui paket wisata silahkan klik Paket Wisata
Untuk mengetahuin paket catering silahkan klik Paket Catering
Untuk mengetahui paket privat silahkan klik Paket Privat
Untuk mengetahui Paket Kaos silahkan klik Paket Kaos
Untuk mengetahui Paket Backpaker dan Adventure silahkan klik Paket Backpaker dan Adventure
Untuk mengetahui Testimoni silahkan klik Testimoni
Untuk mengetahui Tentang Kami silahkan klik Tentang Kami